Rabu, 11 Desember 2013

Dunia ini indah.

BAB 3

IKATAN KIMIA

Atom memiliki kecenderungan untuk mencapai kestabilan dengan cara berikatan dengan atom lain. Elektron yang berperan pada pembentukan ikatan kimia adalah elektron valensi dari suatu atom/unsur yang terlibat. Salah satu petunjuk dalam pembentukan ikatan kimia adalah adanya golongan unsur yang stabil yaitu golongan VIIIA atau golongan 18 (gas mulia). Oleh sebab  itu dalam pembentukan ikatan kimia, atom-atom akan membentuk konfigurasi elektron seperti pada unsur gas mulia.
Unsur gas mulia mempunyai elektron valensi sebanyak 8 (oktet)  kecuali Helium 2 (duplet), seperti terlihat pada table di bawah ini.
Periode
Unsur
Nomor Atom
K
L
M
N
O
P
1
He
2
2
2
Ne
10
2
8
3
Ar
18
2
8
8
4
Kr
36
2
8
18
8
5
Xe
54
2
8
18
18
8
6
Rn
86
2
8
18
32
18
8
Kecenderungan unsur-unsur untuk menjadikan konfigurasi elektronnya sama seperti gas mulia terdekat dikenal dengan istilah Aturan Oktet. Untuk mengilustrasikan ikatan kimia dapat dilakukan dengan menuliskan rumus Lewis dan rumus ikatan.
·                     Ikatan kimia dibedakan menjadi 4 yaitu :
  
Atom memiliki kecenderungan untuk mencapai kestabilan dengan cara berikatan dengan atom lain. Elektron yang berperan pada pembentukan ikatan kimia adalah elektron valensi dari suatu atom/unsur yang terlibat. Salah satu petunjuk dalam pembentukan ikatan kimia adalah adanya golongan unsur yang stabil yaitu golongan VIIIA atau golongan 18 (gas mulia). Oleh sebab  itu dalam pembentukan ikatan kimia, atom-atom akan membentuk konfigurasi elektron seperti pada unsur gas mulia.
Unsur gas mulia mempunyai elektron valensi sebanyak 8 (oktet)  kecuali Helium 2 (duplet), seperti terlihat pada table di bawah ini.
Periode
Unsur
Nomor Atom
K
L
M
N
O
P
1
He
2
2
2
Ne
10
2
8
3
Ar
18
2
8
8
4
Kr
36
2
8
18
8
5
Xe
54
2
8
18
18
8
6
Rn
86
2
8
18
32
18
8
Kecenderungan unsur-unsur untuk menjadikan konfigurasi elektronnya sama seperti gas mulia terdekat dikenal dengan istilah Aturan Oktet. Untuk mengilustrasikan ikatan kimia dapat dilakukan dengan menuliskan rumus Lewis dan rumus ikatan.
·                     Ikatan kimia dibedakan menjadi 4 yaitu :
-        Ikatan ion
-        Ikatan kovalen
-        Ikatan kovalen koordinasi
-        Ikatan logam


Ø  Ikatan kovalen terdiri dari :
-        Ikatan kovalen tunggal
-        Ikatan kovalen rangkap dua
-        Ikatan kovalen rangkap tiga
-        Ikatan kovalen polar
-        Ikatan kovalen non polar

v  Contoh Ikatan Kovalen, lihat gambar di bawah ini !





IKATAN ION ATAU KEELEKTROVALEN


Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi akibat perpindahan elektron dari satu atom ke atom lain (James E. Brady, 1990). Ikatan ion terbentuk antara atom yang melepaskan elektron (logam) dengan atom yang menangkap elektron (bukan logam). Atom logam, setelah melepaskan elektron berubah menjadi ion positif. Sedangkan atom bukan logam, setelah menerima elektron berubah menjadi ion negatif. Antara ion-ion yang berlawanan muatan ini terjadi tarik-menarik (gaya elektrostastis) yang disebut ikatan ion (ikatan elektrovalen).
Ikatan ion merupakan ikatan yang relatif kuat. Pada suhu kamar, semua senyawa ion berupa zat padat kristal dengan struktur tertentu. Dengan mengunakan lambang Lewis, pembentukan NaCl digambarkan sebagai berikut.
NaCl mempunyai struktur yang berbentuk kubus, di mana tiap ion Na+dikelilingi oleh 6 ion Cl dan tiap ion Cl dikelilingi oleh 6 ion Na+.
Senyawa ion dapat diketahui dari beberapa sifatnya, antara lain:
1.     Merupakan zat padat dengan titik leleh dan titik didih yang relatif tinggi. Sebagai contoh, NaCl meleleh pada 801 °C.
2.    Rapuh, sehingga hancur jika dipukul.
3.    Lelehannya menghantarkan listrik.
4.    Larutannya dalam air dapat menghantarkan listrik.
Contoh lain pembentukan ikatan ion sebagai berikut.
a. Pembentukan MgCl2
Mg (Z = 12) dan Cl (Z = 17) mempunyai konfigurasi elektron sebagai berikut.
- Mg : 2, 8, 2
- Cl : 2, 8, 7
Mg dapat mencapai konfigurasi gas mulia dengan melepas 2 elektron,
sedangkan Cl dengan menangkap 1 elektron. Atom Mg berubah menjadi ion
Mg2+, sedangkan atom Cl menjadi ion Cl–.
- Mg (2, 8, 2)
⎯⎯→ Mg2+ (2, 8) + 2 e–
(konfigurasi elektron ion Mg2+ sama dengan neon)
- Cl (2, 8, 7) + e–
⎯⎯→ Cl (2, 8, 8) (konfigurasi elektron ion Cl sama dengan argon)
Ion Mg2+ dan ion Cl kemudian bergabung membentuk senyawa dengan rumus MgCl2.
Dengan menggunakan lambang Lewis, pembentukan MgCl2 dapat digambarkan sebagai berikut.
b. Ikatan antara atom 12Mg dan 8O dalam MgO
Konfigurasi elektron Mg dan O adalah:
Mg : 2, 8, 2 (melepas 2 elektron)
O    : 2, 6 (menangkap 2 elektron)
Atom O akan memasangkan 2 elektron, sedangkan atom Mg juga akan
memasangkan 2 elektron.

c . Ikatan ion pada 19K dan 8O dalam K2O
Konfigurasi elektron:
K : 2, 8, 8, 1 (melepas 1 elektron) membentuk K+
O : 2, 6 (menerima 2 elektron) membentuk O2
2 K+ + O2–
⎯⎯→ K2O
d. Ikatan ion pada Fe (elektron valensi 3) dengan Cl (elektron valensi 7)
membentuk FeCl3
Fe mempunyai elektron valensi 3 akan membentuk Fe3+
Cl mempunyai elektron valensi 7 akan membentuk Cl
Fe3+ + 3 Cl–
⎯⎯→ FeCl3


Ikatan Ion dan Ikatan Kovalen serta Sifat-sifat Senyawanya – Ada 2 jenis ikatan kimia yang akan kita pelajari dalam bab ini yaitu ikatan ion dan ikatan kovalen.
A. Ikatan Ion
Ikatan ion terbentuk karena adanya gaya tarik-menarik elektrostatis antara ion positif dengan ion negatif. ikatan ion pada umumnya terjadi antara atom-atom yang mempunyai energi ionisasi terendah dengan atom-atom yang mempunyai afinitas elektron besar. Ikatan ini terjadi antara atom yang cenderung melepaskan elektron ( atom logam ) dengan atom yang cenderung menerima elektron ( atom nonlogam ). Senyawa yang terbentuk melalui ikatan ion disebut senyawa ionik.
Contoh : NaCl

Sifat  umum senyawa yang berikatan ion:
1. Titik lebur dan titik didih yang tinggi
2. Dalam keadaan lebur dan larutan dapat menghantarkan arus listrik atau bersifat konduktor.
3. Keras dan mudah patah
4. Mudah larut dalam air
5. Tidak larut dalam pelarut nonpolar



IKATAN KOVALEN

Ikatan kovalen merupakan ikatan yang terbentuk karena pemakaian pasangan elektron bersama. Untuk menggambarkan bagaimana ikatan kovalen terjadi digunakan rumus titik elektron (struktur lewis).
• Ikatan kovalen Tunggal (ikatan kovalen yang melibatkan sepasang elektron untuk dipakai bersama).
Contoh : ikatan yang terjadi pada molekul H2

• Ikatan kovalen rangkap dua (ikatan kovalen yang melibatkan dua pasang elektron untuk dipakai bersama).
Contoh : ikatan yang terjadi pada molekul oksigen
O=O
• Ikatan kovalen rangkap 3 (ikatan kovalen yang melibatkan tiga pasang elektron untuk dipakai bersama).
Contoh : ikatan yang terjadi pada molekul Nitrogen

Sifat umum senyawa kovalen :
1. Titik lebur dan titik didih yang rendah
2. Tidak  dapat menghantarkan arus listrik , akan tetapi senyaw akovalen polar dalam bentuk larutan dapat menghantarkan listrik.
3. Pada umumnya lunak
4. Tidak larut dalam air
5. Larut dalam pelarut nonpolar

 Ikatan Kovalen adalah ikatan antar atom berdasar penggunaan elektron secara bersama- sama. Umumnya terjadi antara atom-atom non logam dengan atom non logam.
Ikatan kovalen terbentuk diantara dua atom yang sama-sama ingin menangkap elektron.
Gabungan atom-atom melalui ikatan kovalen dinamakan Molekul. Molekul ini berupa molekul unsur (contohnya Cl2, O2, P4) dan Molekul senyawa (contohnya HCl, CO2, CH4).
Ikatan kovalen dibedakan menjadi:
    I.        Ikatan kovalen tunggal,adalah ikatan dengan satu pasang elektron milik bersama.Di gambarkan dengan tanda satu garis ikatan.Contoh : ikatan antara atom H (non logam) dan atom Cl (non logam).



  II.        Ikatan kovalen rangkap dua,adalah ikatan dengan dua pasang elektron milik bersama.Di gambarkan dengan tanda dua garis ikatan.Contoh : ikatan antar atom O (non logamIkatan ini melibatkan dua pasang elektron yang diguanakan secara bersama-sama. Contoh senyawa
ikatan kovalen rangkap dua adalah O2 dan CO2.



III.        Ikatan kovalen rangkap tiga,adalah ikatan dengan tiga pasang elektron milik bersama.Di gambarkan dengan tanda tiga garis ikatan.Contoh : ikatan antar atom N.






-        Ikatan kovalen kordinasi,adalah ikatan kovalen dimana elektron-elektron dalam pasangan elektron yang digunakan bersama berasal dari salah satu atom yang berikatan. Ikatan kovalen ini hanya dapat terbentuk apabila salah satu atum mempunyai pasangan elektron bebas (PEB).


Kepolaran ikatan kovalen
1. Ikatan Kovalen Polar
Ikatan kovalen polar tejadi jika pasangan elektron yang dipakai bersama, tertarik lebih kuat ke salah satu atom berikatan.
Kepolaran senyawa akan bertambah jika beda keelektronegatifan atom-atom yang berikatan semakin besar.
Contoh :

2. Ikatan Kovalen Non Polar
Ikatan kovalen nonpolar tejadi jika pasangan elektron yang dipakai bersama, tertarik ke semua atom berikatan
Contoh :

Kepolaran suatu senyawa kovalen dapat ditentukan berdasarkan :
a. Perbedaan keelektronegatifan atom-atom yang membentuk senyawa
b. Bentuk molekul senyawa kovalen



POLARISASI IKATAN KOVALEN


1. IKATAN KOVALEN POLAR DAN KOVALEN NONPOLAR

Ikatan kovalen polar adalah suatu ikatan kovalen dimana elektron-elektron yang membentuk ikatan lebih banyak menghabiskan waktunya untuk berputar dan berkeliling disekitar salah satu atom. Pada molekul HCl elektron yang berikatan akan lebih dekat kepada atom klor daripada Hidrogen. Polaritas ikatan ini dapat digambarkan dalam bentuk panah atau symbol δ+ , δ-. δ+ adalah tanda bahwa atom lebih bersifat elektropositif di banding dengan atom yang menjadi pasangannya. δ- berarti bahaw atom lebih bersifat elektronegatif daripada atom yang menjadi pasangan ikatannya.

Ikatan1


Ikatan kovalen nonpolar
Kovalen murni (non polar) adalah memiliki ciri Titik muatan negatif elektron persekutuan berhimpit, sehingga pada molekul pembentukuya tidak terjadi momen dipol, dengan perkataan lain bahwa elektron persekutuan mendapat gaya tarik yang sama.




Struktur H2 dan CO2 adalah contoh ikatan kimia non polar karena daya tariknya seimbang baik antara H dengan H atau antar O dengan C kiri dan kanan seimbang. Sehingga momen dipolnya menjadi nol. Contoh lain adalah senyawa CH4, H2, O2, Br2 dan lain-lain.





PERBANDINGAN SIFAT SENYAWA ION DAN SENYAWA KOVALEN


Jika di dapur terdapat cuka (senyawa kovalen) dan garam dapur (senyawa ion), senyawa mana yang akan tercium baunya? Tentu yang tercium adalah cuka. Mengapa garam dapur tidak tercium baunya? Jika Anda merasakan bau sesuatu, berarti ada gas atau uap dari suatu zat yang masuk ke hidung Anda. Uap tersebut tentu berasal dari zat yang ada di sekitar Anda. Jika suatu zat berwujud padat atau cair tercium baunya, berarti zat tersebut mudah menguap atau memiliki titik didih relatif rendah pada tekanan normal. Pada kasus tersebut, cuka mudah menguap dibandingkan garam dapur. Titik didih cuka 119°C dan garam dapur 1.517°C. Kemudahan menguap dari suatu zat berhubungan dengan gaya tarik antarmolekul.
Gaya tarik antarmolekul harus dibedakan dengan ikatan antaratom dalam molekul. Gaya tarik antarmolekul adalah antaraksi antarmolekul yang berdampak pada wujud zat bersangkutan, sedangkan ikatan antaratom adalah antaraksi antara atom-atom yang membentuk molekul atau senyawa.
Gaya tarik antarmolekul dalam senyawa kovalen relatif lemah dibandingkan senyawa ion. Akibatnya, senyawa kovalen pada umumnya mudah menguap dibandingkan senyawa ion, kecuali senyawa kovalen yang membentuk jaringan raksasa, seperti intan dan grafit. Kemudahan menguap dari senyawa kovalen banyak dimanfaatkan sebagai parfum ataudeodorant. Sejumlah kecil senyawa kovalen yang dicampurkan ke dalam produk komersial memberikan bau yang harum. Gambar 3.14 dan Gambar 3.15menunjukkan contoh-contoh produk komersial yang mengandung senyawa kovalen.

Gambar 3.14 Produk-produk komersial yang mengandung senyawa kovalen.

Gambar 3.15 Senyawa kovalen banyak diaplikasikan dalam produk kosmetik.
Logam dapat menghantarkan arus listrik disebabkan oleh elektronelektronnya bergerak bebas di seluruh kisi logam. Apakah senyawa ion dan senyawa kovalen dapat menghantarkan arus listrik? Untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut, Anda dapat mempelajari kegiatan penyelidikan berikut.
Serbuk NaCl dimasukkan ke dalam cawan pijar dan dihubungkan dengan alat uji hantaran listrik. Berdasarkan penyelidikan, diperoleh data sebagai berikut.
1. Dalam wujud padat, senyawa ion tidak dapat menghantarkan listrik, tetapi dalam wujud cair (meleleh) dapat menghantarkan arus listrik.
2. Senyawa kovalen, baik dalam keadaan padat maupun cairan tidak dapat menghantarkan arus listrik. Mengapa terjadi gejala seperti itu?
Dalam bentuk padatan, senyawa ion membentuk kisi-kisi kristal yang kaku. Dalam hal ini, kation dan anion berantaraksi sangat kuat satu dan lainnya sehingga tidak dapat bergerak bebas. Oleh karena kation dan anion tidak dapat bergerak melainkan hanya bergetar di tempat, akibatnya tidak ada spesi yang dapat menghantarkan arus listrik. Ketika senyawa ion dilelehkan, antaraksi antara kation dan anion melemah dan dapat bergerak lebih leluasa. Akibatnya, jika arus listrik dilewatkan, ion-ion tersebut dapat menghantarkan arus listrik dari potensial tinggi ke potensial rendah. Pada senyawa kovalen, baik bentuk padatan maupun cairannya bersifat netral. Artinya, tidak terjadi pemisahan atom-atom membentuk ion yang bermuatan listrik, melainkan tetap sebagai molekul kovalen. Oleh karena dalam senyawa kovalen tidak ada spesi yang bermuatan listrik maka arus listrik yang dikenakan pada senyawa kovalen tidak dapat dialirkan.
Bagaimana kelarutan senyawa kovalen dan senyawa ion di dalam pelarut tertentu? Untuk mengetahui kelarutan senyawa-senyawa itu, Anda dapat mempelajari penyelidikan berikut. Setiap tiga macam zat terlarut, NaCl, naftalena, dan gula dimasukkan pada tiga macam pelarut, misalnya air, alkohol, dan benzena sehingga diperoleh 9 macam larutan.
Berdasarkan hasil penyelidikan diketahui bahwa:
1. senyawa NaCl (senyawa ion) larut dalam pelarut air, tetapi tidak larut dalam pelarut organik seperti alkohol dan benzena;
2. naftalena larut dalam benzena, tetapi tidak larut dalam air maupun alkohol;
3. gula pasir larut dalam air dan alkohol, tetapi tidak larut dalam pelarut benzena.
Apa yang dapat Anda simpulkan tentang data tersebut? Bagaimana menjelaskan fakta tersebut? Pada umumnya, senyawa ion tidak larut dalam pelarut organik, tetapi larut dalam air walaupun ada juga yang kurang bahkan tidak larut dalam air.
Mengapa gula pasir (C12H22O11) larut dalam air dan alkohol, tetapi tidak larut dalam benzena, sedangkan naftalena larut dalam benzena, tetapi tidak larut dalam air maupun alkohol? Gula pasir dan naftalena, keduanya senyawa kovalen. Bedanya, gula pasir merupakan senyawa kovalen polar, sedangkan naftalena kovalen murni (nonpolar). Selain itu, air dan alkohol juga polar, sedangkan benzena nonpolar.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada umumnya senyawa kovalen polar akan larut dalam pelarut polar, sedangkan senyawa kovalen nonpolar akan larut dalam pelarut yang juga nonpolar. Alkohol yang bersifat kovalen polar akan larut dalam air yang juga bersifat polar dan alkohol tidak akan larut dalam pelarut benzena. Perbedaan utama antara senyawa ion dan senyawa kovalen dapat dilihat pada Tabel 3.5.
No
Sifat-sifat fisika
Senyawa ion
Senyawa kovalen
1
Titik didih dan titik
Leleh
Tinggi
Rendah
2
Konduktivitas listrik
Sebagai konduktor
dalam bentuk lelehan
atau larutan dalam air
Bukan konduktor dalam
setiap keadaan
3
Kelarutan dalam air
Umumnya larut
Senyawa kovalen polar
4
Kelarutan dalam
pelarut polar
Tidak larut
Umumnya larut dalam
air dan pelarut polar
5
Kelarutan dalam
pelarut nonpolar
Tidak larut
Senyawa kovalen
nonpolar umumnya larut




PENGECUALIAN DAN KEGAGALAN ATURAN OKTET



A. Pengecualian Aturan Oktet
Pengecualian aturan oktet dapat dibagi dalam tiga kelompok sebagai berikut.
1. Senyawa yang tidak mencapai aturan oktet.
Senyawa yang atom pusatnya mempunyai elektron valensi kurang dari 4 termasuk dalam kelompok ini. Hal ini menyebabkan setelah semua elektron valensinya dipasangkan tetap belum mencapai oktet. Contohnya adalah BeCl2, BCl3, dan AlBr3

2. Senyawa dengan jumlah elektron valensi ganjil. Contohnya adalah NO2, yang mempunyai elektron valensi (5 + 6 + 6) = 17. Kemungkinan rumus Lewis untuk NO2 sebagai berikut.


3. Senyawa yang melampaui aturan oktet.
Ini terjadi pada unsur-unsur periode 3 atau lebih yang dapat menampung lebih dari 8 elektron pada kulit terluarnya (ingat, kulit M dapat menampunghingga 18 elektron). Beberapa contoh adalah PCl5, SF6, ClF3, IF7, dan SbCl5. Perhatikan rumus Lewis dari PCl
5, SF6, dan ClF3 berikut ini.

B. Kegagalan Aturan Oktet
Aturan oktet gagal meramalkan rumus kimia senyawa dari unsur transisi maupun postransisi. Unsur postransisi adalah unsur logam setelah unsur transisi, misalnya Ga, Sn, dan Bi. Sn mempunyai 4 elektron valensi, tetapi senyawanya lebih banyak dengan tingkat oksidasi +2. Begitu juga Bi yang mempunyai 5 elektron valensi, tetapi senyawanya lebih banyak dengan tingkat oksidasi +1 dan +3. Pada umumnya, unsur transisi maupun unsur postransisi tidak memenuhi aturan oktet.
Ikatan Logam
Ikatan elektron-elektron valensi dalam atom logam bukanlah ikatan ion, juga bukan ikatan kovalen sederhana. Suatu logam terdiri dari suatu kisi ketat dari ion- ion positif dan di sekitarnya terdapat lautan (atmosfer) elektron-elektron valensi. Elektron valensi ini terbatas pada permukaan-permukaan energi tertentu, namun mempunyai cukup kebebasan, sehingga elektron-elektron ini tidak terus-menerus
digunakan bersama oleh dua ion yang sama. Bila diberikan energi, elektron-elektron ini mudah dioperkan dari atom ke atom. Sistem ikatan ini unik bagi logam dan dikenal sebagai ikatan logam.





STRUKTUR LEWIS

Struktur Lewis adalah diagram yang menunjukkan ikatan-ikatan antar atom dalam sebuah molekul, yang digunakan untuk menggambarkan ikatan kovalen dan ikatan kovalen koordinat. Struktur Lewis dikembang oleh ilmuwan Gilbert N. Lewis yang menyatakan bahwa atom-atom bergabung untuk mencapai konfigurasi elektron yang lebih stabil.

Untuk menyusun Struktur Lewis dari suatu atom atau unsur, dapat dilakukan dengan cara menuliskan sibol titik pada sekeliling atom, dimana setiap titik mewakili satu elektron yang terdapat pada kulit valensi atom tesebut.  Elektron yang terlibat dalam ikatan ini hanya elektron-elektron yang terdapat pada kulit terluar dan jumlah total elektron yang terlibat dalam pembentukan ikatan tidak mengalami perubahan (merupakan jumlah total elektron valensi dari atom-atom yang berikatan).
Spesies yang tersusun oleh khusunya unsur-unsur nonlogam seperti H2, O2, N2, H2O, HCl, dan CH4 ternyata mempunyai sifat yang berlawanan dengan sifat-sifat senyawa ionik, sifat tersebut misalnya bukan penghantar listrik. Oleh karena itu, pembentukan ikatan antara atom-atom penyusun molekul menurut model transfer elektron sebagaimana diterapkan untuk molekul ionik tidak lagi tepat. Pernyataan yang menantang para ahli kimia pada awal abad ke dua puluh perihal bagaimana atom-atom itu bergabung membentuk suatu molekul, dijawab oleh Gilbert N. Lewis pada tahun 1916 yang mengusulkan bahwa elektron valensi suatu atom dapat divisualisasikan seolah-olah menempati titik-titik sudut suatu kubus di seputar intinya. Suatu atom yang kekurangan elektron yang diperlukan untuk menempati kedelapan titik sudut kubus dapat mengadakan "persekutuan" melalui rusuk kubus dengan atom lain untuk melengkapi pemilikan oktet seperti pada gambar berikut:



Sebagaimana banyak ide revolusioner umumnya, ide Lewis ini juga ditolak oleh banyak ahli kimia pada waktu itu. Namun demikian konsep pembentukan pasangan-pasangan elektron sekutu kemudian dapat diterima walaupun model diagram kubus tersebut akhirnya hilang tidak mendapat dukungan. Pandangan klasik perihal ikatan kemudian segera berkembang dengan munculnya mekanika kuantum. Linus Pauling pada tahun 1937 mengenalkan model ikatan yang melibatkan tumpang tindih orbital atomik.
Lewis selanjutnya mengidentifikasi ikatan kimia sebagai pasangan elektron sekutu, meskipun tidak dapat menjelaskan mengapa pasangan elektron dan bukan jumlah yang lain harus bertanggungjawab dalam pembentukan ikatan. Pasangan elekron sekutu yang kemudian dikenal sebagai ikatan kovalen, dilukiskan sebagai ikatan tunggal A-B untuk sepasang elektron sekutu, ikatan rangkap dua A=B dan ganda tiga AB, masing-masing untuk dua dan tiga pasangan sekutu. Pembentukan pasangan elektron ini untuk mencapai konfigurasi elektron terluar delapan, oktet, seperti halnya dijumpai dalam gas mulia (kecuali He) yang ternyata stabil. Sebagai contoh adalah H2O (air), NH3 (amonia), dan CH4 (metana) sebagai berikut:


Untuk ion, biasanya muatan dilukiskan untuk satu keseluruhan dan bukan untuk atom secara individu, khususnya jika atom-atom pengelilingnya sama. Sebagai contoh adalah ion karbonat sebagai berikut:





IKATAN LOGAM


Ikatan logam adalah suatu kekuatan utama yang menyatukan atom-atom logam. Ikatan logam merupakan akibat dari adanya tarik menarik muatan positif dari logam dan muatan negatif dari elektron yang bergerak bebas. Sifat-sifat logam tidak dapat dimasukkan dalam kriteria ikatan seperti ikatan kovalen maupun ikatan ion. Senyawa ionik tidak dapat mengantarkan listrik pada fase padatan, dan senyawa ionik bersifat rapuh (berlawanan dengan sifat logam). 
 Atom dari senyawa logam hanya mengandung satu sampai tiga elektron valensi. Dengan demikian atom tersebut tidak mampu membentuk ikatan kovalen. Senyawa kovalen merupakan penghantar listrik yang buruk dan umumnya berupa cairan (dengan sifat berkebalikan dengan pembentukan logam). Dengan demikian, logam membentuk model ikatan yang berbeda.
Model Lautan Elektron
Untuk menjelaskan ikatan pada logam, Lorentz mengusulkan sebuah model yang dikenal dengan model gas elektron atau model lautan elektron. Model ini didasarkan pada sifat logam berikut:
Energi ionisasi yang rendah
Logam umumnya mempunyai energi ionisasi yang rendah. Secara tak langsung, pengertian ini merujuk pada elektron valensi yang tidak terikat dengan kuat oleh inti. Elektron valensi dapat bergerak dengan bebas diluar pengaruh inti. Dengan demikian, logam mempunyai elektron yang bebas bergerak.
Banyak orbital kosong
Telah diteliti bahwa logam mempunyai banyak orbital yang kosong sebagai akibat elektron valensi logam lebih rendah daripada orbital valensi logam. Sebagai contoh, logam litium mempunyai orbital 2pyang kosong; natrium mempunyai orbital 3p dan 5d yang kosong; dan magnesium mempunyai orbital 3p dan 3d yang juga masih kosong.
Contoh Ikatan Logam
Elektron yang paling luar pada sebagian besar logam biasanya mempunyai hubungan yang tidak erat dengan ini karena letaknya yang jauh dari muatan positif inti. Semua elektron valensi logam-logam bergabung membentuk lautan elektron yang bergerak bebas di antara inti atom. Elektron yang bergerak bebas beraksi sebagai ikatan terhadap ion bermuatan positif. Ikatan logam tidak mempunyai arah. Akibatnya, ikatan tidak rusak ketika logam ditempa.

Skema ikatan logam dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Elektron valensi menjadi terdisosiasi dengan inti atomnya dan membentuk lautan elektron.


Contoh ikatan unsur yang mempunyai ikatan logam adalah sebagian besar logam seperti Cu, Al, Au, Ag, dsb. Logam transisi seperti Fe, Ni, dsb membentuk ikatan campuran yang terdiri dari ikatan kovalen (pada elektron 3d) dan ikatan logam.








DLL.